Langsung ke konten utama

Urgensitas Menghafal Quran di Era Modern

Urgensitas menghafal al-Quran di era modern - Al-Quran sudah lama menjadi problematika utama yang dibahas oleh kebanyakan peneliti insiders maupun outsiders. Dari segi keilmuannya, keajaiban kandungannya, dan banyak lagi hal-hal istimewa lainnya yang berusaha mereka kuak eksistensinya. Oleh karena itu al-Quran tidak lagi sebagai bahan hafalan belaka di benak para pengkaji, namun lebih kepada sesuatu yang dicari manfaatnya dan rahasia di dalamnya. Agar keberadaannya sebagai pedoman dan sumber syariat pertama dalam Islam benar-benar diterima oleh seluruh lapisan masyarakat muslim di dunia.

Sumber: https://images.app.goo.gl/wB91GBn5xCA7BULg8

Jika seperti itu halnya, melihat kecanggihan zaman yang sudah tak terbilang lagi cerdasnya, perlukah dunia terhadap mereka para penghafal al-Quran? Ditinjau dari sudah banyak hadirnya aplikasi Quran yang menyediakan teks al-Quran secara utuh bahkan bersamaan dengan tafsir dan terjemah yang valid.

Maka, untuk menjawab pertanyaan ini kiranya kita sebagai manusia beragama harus berpola pikir kepada esensi mengahafal Quran itu sendiri.
Tanyakan kepada mereka yang menghafal ayat suci ini, "untuk apa/apa tujuan anda/manfaat apa yang anda peroleh terhadap hafalan Quran yang dengan tekun anda hafal?"

Atau jangan-jangan hanya sebagai bahan komoditas belaka?!! Naudzubillah.

Allah secara resmi menyatakan dalam firman-Nya bahwa Dia sendirilah yang akan menjaga keaslian/keotentikan al-Quran. Dengan demikian, sesuatu apapun bisa menjadi wasilah tercapainya tujuan Allah ini. Baik itu dengan cara dihafal oleh orang-orang pilihan, dikehendaki untuk dicetak dengan segala lika-liku yang dilaluinya, maupun dengan cara dimasukkan ke dalam aplikasi telepon genggam sebagai Quran digital.


Terkhusus aplikasi Quran yang marak kita pakai mutakhir ini, penggelinciran harokat dan posisi kalimat atau ayat atau bahkan penukaran beberapa ayat dan halaman, akan sangat memungkinkan terjadi. Melihat semakin berkembangnya minat industri dan keahlian teknologi di zaman ini, Quran digital dirasa perlu diwaspadai. Hanya sampai titik perlu ya teman-teman, bukan harus. Karena selain beberapa kekurangannya, banyak juga ternyata manfaat yang dihasilkan.

Saat penggelinciran kalimat dan ayat itu terjadi, saat itulah para hafizh-hafizhah di zaman ini, ahli agama, ahli tata bahasa Quran memainkan perannya. Mereka akan melacak sendiri mana yang salah dan mana yang benar dalam penulisan al-Quran dengan modal keimanan mereka. Hal-hal yang tak mampu orang awam lakukan, mereka mampu melakukannya. Karena satu saja harokat tertukar atau salah, maka maknanya akan sangat kontras berubah. Misalnya QS. Al-fatihah : 7, kata an'amta (yang telah kauberi nikmat) menjadi an'amtu (yang telah kuberi nikmat). Pergeseran makna di sini sangat jelas, bahkan menyinggung masalah tauhid atau keyakinan.

Sumber: https://images.app.goo.gl/g7oMS6zxywoEUVpaA
Inilah beberapa urgensi/pentingnya para penghafal Quran yang tak bisa digantikan oleh mesin pintar apapun. Mereka menggunakan hati untuk memperbaiki kesalahan dalam al-Quran, sedangkan mesin hanya terpaku pada program buatan yang sarat akan penyelundupan kekeliruan. Serta kemungkinan akan menjadi misi penyerangan umat Muslim oleh orang kafir secara halus.

Sumber: https://images.app.goo.gl/wpTFBhsj4Qmf77xn6
Semoga Allah jadikan kita dan anak cucu kita sebagai orang yang berpegangteguh pada al-Quran dan dijauhkan dari segala tipu muslihat orang kafir. Amin.

Sumber Materi : Pribadi.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasikh Mansukh apakah merupakan benturan makna al-Qur'an?

Nasikh Mansukh apakah merupakan benturan makna al-Quran? - Al-Quran merupakan satu-satunya pedoman kehidupan yang kebenaran data-datanya tak usah diragukan lagi. Sebagaimana firman Allah Swt di permulaan kitab-Nya : ذَٰلِكَ   ٱلْكِتَٰبُ   لَا   رَيْبَ   فِيهِ   هُدًى   لِّلْمُتَّقِينَ ٢ "Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa" (QS. Al-Baqarah : 2) Gambar 1 https://pixabay.com/id/photos/al-qur-an-quran-kuran-islam-allah-4773714/ Dimulai dari kebenaran tentang hukum yang berasal dari Allah, sejarah, ajaran tauhid, dan lain sebagainya. Kesemuanya itu selalu berkaitan dan mengandung tujuan yang sama yaitu agar manusia menjadi abdinya Allah selama hidupnya. Ada kalanya I'jaz al-Quran menjelaskan betapa indahnya makna-makna al-Quran melalui teori munasabah ayat, yaitu teori tentang keterkaitan antar surat, atau antar ayat, akhir surat dengan awal surat dan masih banyak yang lainnya pula. Hadirnya teori munasaba...

Apakah Nabi Muhammad benar-benar 'ummy'?

Kata ummy dalam Bahasa Arab adalah buta huruf atau tidak bisa membaca dan menulis sama sekali. Dalam konteks ini, mereka adalah orang-orang yang tak banyak mengahabiskan waktu dalam pendidikannya atau bahkan tidak sama sekali mengenyam pendidikan. Sebuah pertanyaan yang kerap terdengar di telinga masyarakat kita bahwa benarkah Nabi Muhamad benar-benar seorang ummy dilihat dari segala sudut, merupakan teoretis yang tidak didasar pada ilmu dan keimanan. Maka dari itu pertanyaan ini perlu kami jawab sebagai insan yang berada di lingkungan akademik yang menuntut pemahaman dalam segala hal. Nabi Muhammad adalah seorang anak keturunan Bani Quraisy yang benar-benar merupakan pribumi masyarakat Mekkah. Beliau dididik sesuai adat penduduk Mekkah tapi tidak pada hal-hal yang bertentangan dengan Islam. Oleh karena itu beliau tahu betul bagaimana budaya jahiliyyah yang menjamur di sana.  Masyarakat Quraisy juga merupakan salahsatu masyarakat yang tergolong memiliki budaya sastra ...

Mengambil upah Alquran sama dengan menjual ayat Allah?

Bolehkah mengambil upah dari Alquran - Alquran merupakan sumber pedoman bagi kehidupan ummat Islam. Namun, tak semua Muslim mampu menjadikannya sebagai pedoman. Menggudangnya misteri-misteri yang ada di dalamnya menjadikan para ulama berapi-api dalam mengkaji isinya. Mati-matian tentunya. Sampai akhirnya banyak bermunculan kitab-kitab tafsir klasik maupun kontemporer yang mengusung adanya diskursus kajian ke-Alquranan demi terwujudnya pengetahuan tentang kehendak dan maksud Allah yang tersirat dalam kalam-Nya. Kehati-hatian para ulama dalam menafsirkan Alquran juga merupakan wujud dari kebenaran firman Allah SWT.: " Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS. Al-Hijr : 9) Namun, bagaimana jadinya jika fungsi utama al-Quran ini terbengkalai hanya dengan satu hal kecil bersifat keduniaan, yakni ujroh (upah). Kehadiran al-Quran terkerdilkan oleh tujuan komoditas yang menjadi kepentingan pribadi. Sumber :  ht...