Langsung ke konten utama

Apakah Nabi Muhammad benar-benar 'ummy'?

Kata ummy dalam Bahasa Arab adalah buta huruf atau tidak bisa membaca dan menulis sama sekali. Dalam konteks ini, mereka adalah orang-orang yang tak banyak mengahabiskan waktu dalam pendidikannya atau bahkan tidak sama sekali mengenyam pendidikan.

Sebuah pertanyaan yang kerap terdengar di telinga masyarakat kita bahwa benarkah Nabi Muhamad benar-benar seorang ummy dilihat dari segala sudut, merupakan teoretis yang tidak didasar pada ilmu dan keimanan. Maka dari itu pertanyaan ini perlu kami jawab sebagai insan yang berada di lingkungan akademik yang menuntut pemahaman dalam segala hal.

Nabi Muhammad adalah seorang anak keturunan Bani Quraisy yang benar-benar merupakan pribumi masyarakat Mekkah. Beliau dididik sesuai adat penduduk Mekkah tapi tidak pada hal-hal yang bertentangan dengan Islam. Oleh karena itu beliau tahu betul bagaimana budaya jahiliyyah yang menjamur di sana. 

Masyarakat Quraisy juga merupakan salahsatu masyarakat yang tergolong memiliki budaya sastra tinggi. Hal ini dilihat dari mata pencaharian mereka yakni memperjualbelikan karya sastra mereka. Bahkan bagi orang yang mampu membuat sastra terbaik, sastranya akan ditempel di dinding Ka'bah sehingga orang yang membuatnyapun akan terkenal  (masyhur). Jangan kira bahwa Nabi tidak pernah menjadi salahsatu yang namanya terpajang di dinding Ka'bah, beliau pun selalu mengikuti perlombaan syair yang diadakan oleh masyarakat Mekkah.


Siapa yang tak mengakui bahwa Nabi adalah seorang yang lihai dalam berbagai bidang. Dimulai strategi perang, ekonomi masyarakat, pendidikan moral, pemutusan hukum pidana, sampai pengetahuannya tentang astronomi. Beliau adalah sosok yang mungkin kita tak akan menemukan letak kekurangan di dalam dirinya. Bahkan penulis Barat pernah mengakui kehebatan beliau dengan menempatkan Nabi Muhammad sebagai orang yang paling berpengaruh dalam sejarah di dunia. Inilah bukti dan alasan bahwa Allah tidak sembarangan memilih utusan untuk menyampaikan risalah-Nya.


Lalu bagaimana seorang yang hebat dalam strategi perang, ekonomi masyarakat, pendidikan moral, pemutusan hukum pidana, sampai pengetahuannya tentang astronomi bisa dikatakan ummy?

Dilihat dari keterangan sejarah di atas, penyimpulan dapat kita lakukan bahwa kemungkinan Nabi Muhammad adalah ummy itu hampir tak ada. Namun siapa percaya, sebenarnya Nabi Muhammad memang seorang yang ummy.

Eits. Sebentar. Hehe


Nabi Muhammad dijadikan ummy oleh Allah karena Allah ingin mengafirmasi fakta bahwa Al-Quran memang ucapan Allah hanya saja melalui lisan seorang manusia dengan segenap kehebatannya. Nabi tak akan bisa mengarang Al-Quran karena beliau adalah ummy terhadap redaksi kalimat-kalimat Al-Quran. Hal ini juga berfungsi sebagai penangkal sangkaan masyarakat kafir Quraisy bahwa memang Nabi tidak mengarang isi redaksi Al-Quran. 

Jadi kesimpulannya, Nabi itu ummy hanya pada redaksi kalimat Al-Quran, bukan ummy dalam segala bidang.

Terimakasih.


Bagi teman-teman yang hendak bertanya sesuatu, silakan ketik di kolom komentar.



Sumber : Pribadi


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasikh Mansukh apakah merupakan benturan makna al-Qur'an?

Nasikh Mansukh apakah merupakan benturan makna al-Quran? - Al-Quran merupakan satu-satunya pedoman kehidupan yang kebenaran data-datanya tak usah diragukan lagi. Sebagaimana firman Allah Swt di permulaan kitab-Nya : ذَٰلِكَ   ٱلْكِتَٰبُ   لَا   رَيْبَ   فِيهِ   هُدًى   لِّلْمُتَّقِينَ ٢ "Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa" (QS. Al-Baqarah : 2) Gambar 1 https://pixabay.com/id/photos/al-qur-an-quran-kuran-islam-allah-4773714/ Dimulai dari kebenaran tentang hukum yang berasal dari Allah, sejarah, ajaran tauhid, dan lain sebagainya. Kesemuanya itu selalu berkaitan dan mengandung tujuan yang sama yaitu agar manusia menjadi abdinya Allah selama hidupnya. Ada kalanya I'jaz al-Quran menjelaskan betapa indahnya makna-makna al-Quran melalui teori munasabah ayat, yaitu teori tentang keterkaitan antar surat, atau antar ayat, akhir surat dengan awal surat dan masih banyak yang lainnya pula. Hadirnya teori munasaba...

Mengambil upah Alquran sama dengan menjual ayat Allah?

Bolehkah mengambil upah dari Alquran - Alquran merupakan sumber pedoman bagi kehidupan ummat Islam. Namun, tak semua Muslim mampu menjadikannya sebagai pedoman. Menggudangnya misteri-misteri yang ada di dalamnya menjadikan para ulama berapi-api dalam mengkaji isinya. Mati-matian tentunya. Sampai akhirnya banyak bermunculan kitab-kitab tafsir klasik maupun kontemporer yang mengusung adanya diskursus kajian ke-Alquranan demi terwujudnya pengetahuan tentang kehendak dan maksud Allah yang tersirat dalam kalam-Nya. Kehati-hatian para ulama dalam menafsirkan Alquran juga merupakan wujud dari kebenaran firman Allah SWT.: " Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS. Al-Hijr : 9) Namun, bagaimana jadinya jika fungsi utama al-Quran ini terbengkalai hanya dengan satu hal kecil bersifat keduniaan, yakni ujroh (upah). Kehadiran al-Quran terkerdilkan oleh tujuan komoditas yang menjadi kepentingan pribadi. Sumber :  ht...